21 Des 2010

UMKM Dinilai Sabuk Kekuatan Ekonomi Kota



NERACA

Jakarta - Pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kekuatan ekonomi yang tak boleh dianggap ringan. Bahkan sekitar 20.000-an Warung Tegal (Warteg) di DKI. Jakarta termasuk UMKM dinilai sebagai sabuk pengaman ekonomi perkotaan metropolitan.

"Warteg itu kan menjadi sabuk pengaman ekonomi perkotaan. Bukan hanya simbol dari ekonomi masyarakat kecil, tapi melayani warga masyarakat kota yang penghasilannya terbatas," kata Ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang didampingi Wakil Sekjen Saan Mustofa saat makan di warteg depan Rumah dinas Wapres, kawasan Mesjid Sunda Kelapa, Jakarta (19/12).

Menurut Anas, usaha rakyat macam warteg dan UMKM tak bisa dipisahkan. Karena keduanya saling terkait. Apalagi warteg memberikan lapangan kerja bagi masyarakat kecil. "Bayangkan, kalau tidak ada warteg di Jakarta Lebih baik,. mendengarkan aspirasi publik Saya bicara warteg, berarti bicara usaha rakyat kecil," katanya

Dia mengakui, hal ini adalah bagian dari bentuk dukungan atas penolakan kebijakan pengelolaan warteg kena pajak. Karena menerapkan pajak bagi warteg tidaklah tepat. "Kalau ditarik pajak, kon-sekwensinya pada konsu-men. Jadi, harus selektif dan adil kalau mau mengenakan pajak. Lebih bagus, perusahaan besar yang dipajakin," tambahnya.

Hal yang sama juga dikatakan anggota DPR F-PD, Saan Mustofa, berdasarkan data Kementrian Koperasi dan UKM, ada sekitar 50-an juta usaha UMKM di Indonesia memberikan kontribusi besar buat bangsa ini. "Saya dengar ada sekitar 50-an juta UMKM memberikan kontribusi yang tidak kecil," ungkapnya.

Yang jelas, usaha UMKM harus mendapat dukungan dari pemerintah. Sehingga bisa lebih besar lagi kontribusi, terutama yang terpenting adalah mengurangi jumlag ang-kan pengangguran. "Kita mendorong pemerintah lebih memperhatikan UMKM ini ke depan," terangnya.

Di tempat terpisah, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir-Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LP-DB-KUMKM), Kemas Danial mengatakan mulai 2011 pihaknya bekerja sama dengan Kementerian BUMN untuk turut serta mengelola dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dari sejumlah BUMN. "Ini akan kami arahkan ke pengembangan pasar tradisional yang akan kami bantu penyaluran dana pembangunannya melalui pola chanelling dengan bunga 6,5% pertahun," katanya.

Dia menyebut, pihak-nya akan bekerja sama dengan beberapa Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk menekan risiko kredit macet. "Pada 2011 pihaknya menargetkan menyalurkan 90% dana bergulir Rp 1,25 triliun kepada koperasi dan 10% kepada lembaga keuangan bank dan nonblank," ujarnya.

Sementara itu, mantan Ketua umum Hipmi, Sandiaga Uno memperkirakan, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh sekitar 25% pada 2010 dibandingkan prediksi 2009 yang berkisar 15-20%. "Pertumbuhan UMKM bergerak pada level 25-30% dari 2010," katanya.

Di sisi lain, dia mengungkap, sekitar 99% unit UMKM Indonesia belum disentuh oleh lembaga pembiayaan. Hal itu, kata dia, karena mereka dinilai tidak bankable karena tidak memiliki kolateral atau jaminan asset "Saat ini, terdapat sekitar 51 juta unit UMKM, yakni hingga 99% merupakan unit usaha mikro," jelasnya.

Menurutnya, saat ini, yang didukung oleh lembaga pembiayaan hanya sekitar 2 juta UMKM yang didominasi usaha makanan serta jasa dan perdagangan, itu pun melalui kredit usaha rakyat (KUR) dan mereka tergolong unit usaha kecil-menengah. Selama ini, unit-unit mikro, terutama di bidang pertanian dan unit usaha di level akar rumput, mengandalkan rentenir dengan bunga yang mencekik, cahyo .

info: http://www.mediacenterkopukm.com/detail-berita.php?bID=9536

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...