18 Des 2010

Potensi Bisnis Pupuk Kompos Organik

         Sampah – sampah organik termasuk daun kering, selain dimanfaatkan masyarakat menjadi produk kerajinan ternyata juga bisa di daur ulang menjadi produk pupuk kompos organic yang berpotensi menjadi peluang bisnis menguntungkan.
       Yang dimaksud dengan pupuk kompos adalah pupuk yang terbuat dari bahan – bahan organic atau bahan alami yang ramah lingkungan. Pupuk yang berasal dari sampah daun dan sampah organic lainnya ini bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pupuk bagi tumbuhan yang dibudidayakan para petani maupun masyarakat lainnya. Selain menyuburkan tanaman, pupuk kompos juga tidak merusak unsur hara yang ada dalam tanah. Jadi penggunaan pupuk kompos lebih aman, jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk buatan yang sering digunakan para petani saat ini.
        Selama ini para petani lebih memilih pupuk buatan, karena pengunaannya lebih praktis dan tidak perlu memproses sendiri dengan waktu yang cukup lama. Padahal dibalik sedikit keuntungan yang diberikan pupuk buatan, mereka tidak mengetahui bahwa ada banyak kerugian yang ditimbulkan dari pupuk buatan. Salah satunya yaitu merusak kesuburan tanah.
        Dengan munculnya ide pembuatan pupuk kompos organik, menjadi angin segar bagi para petani saat ini. Dengan memanfaatkan limbah daun sebagai pupuk kompos, sangat menguntungkan petani dan membantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan sampah.
        Disamping banyaknya manfaat yang diperoleh dari pemakaian pupuk kompos, menjalankan bisnis pupuk kompos juga memberikan keuntungan yang cukup besar bagi para pelaku bisnisnya. Karena kebutuhan petani akan pupuk kompos, semakin hari semakin meningkat. Sehingga prospek bisnis ini menjadi potensi bisnis daerah yang banyak dikembangkan masyarakat khususnya di daerah pedesaan.
         Pembuatan pupuk kompos terbilang sangatlah mudah, bagi pelaku bisnis rumahan pembuatan pupuk kompos secara manual dengan menggunakan alat sederhana. Sedangkan untuk pelaku bisnis skala industry, dapat menggunakan mesin yang dapat mempermudah pembuatan kompos dalam jumlah yang cukup banyak. Penggunaan teknologi tepat guna pada industry pupuk kompos, sangat membantu produsen dalam memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi.
         Permintaan pasar yang cukup tinggi, membuat para produsen menetapkan harga pupuk kompos untuk harga berkisar Rp 10.000,00 per kilonya. Sedangkan untuk pembelian dalam jumlah banyak, dihargai Rp 5.000,00 dengan minimal pembelian satu ton.
          Bagi Anda yang ingin mencoba potensi bisnis pupuk kompos, berikut kami berikan langkah – langkah proses pembuatan pupuk kompos untuk skala industry rumahan.
1. Pengumpulan sampah organik
Pertama kumpulkan sampah organic yang ada di sekitar Anda, misalnya saja sampah dedaunan, sampah sisa sayur serta sisa buah. Untuk sampah yang berukuran besar, potong – potong terlebih dahulu menjadi ukuran yang lebih kecil. Ukuran sampah sebaiknya kecil, agar bisa masuk ke dalam kantong plastic.
2. Pemasukan sampah ke dalam kantong
Setelah selesai dipotong, secara bertahap masukan sampah ke dalam kantong plastic hingga kurang lebih 10 cm dari dasar kantong. Selanjutnya siramkan larutan promi secara merata. Masukan kembali selapis sampah 10 cm, dan siramkan kembali larutan promi. Ulangi langkah tersebut sampai kantong plastic penuh.
3. Inkubasi
Proses inkubasi dengan menutup rapat kantong plastic dengan tali plastic. Biarkan kurang lebih 3 – 6 minggu, hingga kompos matang.
4. Panen Kompos
Setelah kompos matang, bisa langsung digunakan. Namun untuk hasil lebih berkualitas, sebaiknya kompos matang perlu dikeringkan, dicacah dan diayak. Sehingga pupuk yang dihasilkan tidak berbau dan layak jual.
Sangat mudah bukan?? Semoga informasi potensi bisnis pupuk kompos organik dapat bermanfaat dan dapat menjadi prospek bisnis yang dapat Anda coba dirumah. Salam sukses.
Informasi
Mesin Pencacah Sampah Organik diproduksi oleh :
Aneka Mesin
d/a : Jl. Baru Mulungan No. 15 Gondangan Penen Sendangadi Mlati Sleman, Yogyakarta

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...